Selasa, 17 Maret 2015

Manusia dan Kebudayaan

Ilmu Budaya Dasar (Softskil)

”Manusia dan Kebudayaan”

Nama              :     Syifa Rofiana Kuswandi
NPM               :     1A114629
Kelas              :      1KA38

Dosen              :     Bapak Sendy Eka Nanda



SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2014 / 2015

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas individu mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (Softskill).
Dalam penyelesaian tugas individu ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. terutama dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (Softskill) Bapak Sendy Eka Nanda yang telah membina penulis.
Penulis sadar masih banyak kekurangan didalam tugas individu ini. Untuk itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan.
Semoga tugas kelompok ini bermanfaat. Amien


Bekasi, 06 Maret 2015
                                                                                                    Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia sangat terkenal dengan keragaman budaya yang dimilikinya. Manusia dan kebudayaan adalah salah satu hal yang tidak bisa di pisahkan karena dimana pun manusia itu hidup dan menetap pasti manusia akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada di daerah yang mereka tempati.
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia saling bergatung satu sama lain yang berinteraksi dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan yang terus mereka kembangankan dan kebiasaan-kebiasaan tersebut akan menjadi kebudayaan. Setiap manusia juga memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, karena disebabkan oleh mereka yang memiliki pergaulan sendiri di wilayahnya sehingga manusia di manapun memiliki kebudayaan yang berbeda. Perbedaan kebudayaan tersebut disebabkan oleh perbedaan yang dimiliki seperti faktor lingkungan, faktor alam, manusia itu sendiri dan berbagai faktor lainnya yang akan menimbulkan keanekaragaman budaya tersebut. Seiring dengan berkembangnya teknlogi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonesia diharapkan dapat  memberikan dampak yang positif terhadap kebudayaan masing – masing daerah, karena kebudayaan merupakan jembatan yang menghubungkan manusia yang satu dengan manusia yang lain.
Dengan mempelajari ilmu budaya dasar salah satunya  hubungan manusia dan kebudayaan dapat di ketahui bahwa manusia membutuhkan kebudayaan untuk bersosialisasi dengan mahluk yang lain. Bersosialisasi serta adaptasi sangatlah penting bagi makhluk hidup terutama manusia. Kebudayaan dapat juga menjadi media penting dalam kehidupan manusia seperti pendidikan, alat pemersatu, identitas, hiburan dan masih banyak peranan penting yang dimiliki oleh kebudayaan. Dalam dunia pendidikan kebudayaan adalah penunjang yang bertujuan untuk memperkenalkan macam-macam kebudayaan, tujuan dan fungsi kebudayaan dalam masyarakat, dengan cara seperti ini diharapkan para generasi penerus dapat mempelajari dan mengetahui makna kebudayaan. Dengan membahas materi tentang manusia dan kebudayaan di harapkan dapat nenambahkan wawasan pengetahuan dan kepedulian terhadap kebudayaan.



BAB II
       PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Manusia
Manusia dapat diartikan dengan arti yang berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis dalam klasifikasi, manusia merupakan Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak yang berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, manusia dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain.
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi dan adaptasi dengan manusia yang lain. Dalam antropologi kebudayaan, manusia dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelamin. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah itu laki-laki atau perempuan. Putra merupakan sebutan untuk anak muda laki-laki dan pria merupakan sebutan untuk laki-laki dewasa. Putri merupakan sebutan untuk anak muda perempuan dan wanita merupakan sebutan untuk perempuan dewasa.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda pemudi, dewasa, dan (orang) tua.
Manusia adalah mahluk yang sangat kompleks. Kita merupakan perpaduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam begitu saja karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
Berikut ini merupakan beberapa pengertian manusia oleh para-para ahli:

1.   NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Menurut Nicolaus D. & A. Sudiarja Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
2.   ABINENO J. I
Abineno J.J mengungkapkan bahwa manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.
3.   UPANISADS
Menurut Upanisads manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
4.   SOKRATES
Menurut Sokrates manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
5.   KEES BERTENS
Kees Bertens mengungkapkan bahwa manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan
6.   I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
7.      OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
8.      ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
9.      PAULA J. C & JANET W. K
manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.


2.2  Pengertian Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia.  Kata manusia berasal dari kata ” manu ” dari bahasa Sanksekerta atau ” mens ” dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan ” homo ” yang juga berasal dari bahasa Latin.  Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia.  Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain.
Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.  Berikut ini merupakan penjelasan yang lebih rinci tentang makhluk individu dan makhluk sosial.
1.      Makhluk Individu
Manusia sebagai makhluk individu yaitu mempunyai sifat-sifat individu yang khas,  berbeda dengan manusia lainnya. Manusia berbeda dengan manusia lainnya.  Manusia sebagai individu bersifat nyata, yaitu mereka berupaya untuk selalu merealisasikan kebutuhan, kepentingan dan potensi pribadi yang dimilikinya. Hal tersebut akan terus menerus berkembang dan menyesuaikan dengan perkembangan kehidupan yang dialaminya dan pertumbuhan yang ada pada dirinya tersebut.  Setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi berbagai kebutuhan dan mempertahankan hidupnya contohnya seperti individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan social yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati


2.      Makhluk Sosial
Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.  Setiap manusia normal memerlukan bantuan orang lain dan hidup bersama-sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah zoom politicon, yang berarti selain sebagai makhluk individu, manusia juga termasuk dalam makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lain.  Pada zaman purba, ketika kebutuhannya belum lengkap, manusia sering memenuhi kebutuhannya dengan membuat dan mencari sendiri. Namun semakin meningkatnya kebutuhan hidup, manusia membutuhkan orang lain untuk mendukung kehidupannya.  Pada perkembangan secara lebih luas dan kompleks, manusia membutuhkan tata masyarakat, lembaga-lembaga sosial, dan juga membutuhkan negara.



2.3           Kepribadian Bangsa Timur
Kepribadian dapat diartikan sebagai suatu pola sikap yang mencerminkan karakter tau sifat seseorang dengan lingkungannya. Kepribadian bangsa timur dapat diartikan sebagai suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungan kehidupan mereka. Kepribadian bangsa timur pada umumnya memiliki kepribadian yang sifatnya tepo seliro atau memiliki sifat toleransi yang sangat tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes dan di Negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian bangsa timur juga sangat identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sangat sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang mencerminkan negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang sangat unik. Misalnya masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata dengan sangat lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh dilakukan oleh mereka menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk sembarangan di depan pintu. Hal tersebut merupakan ciri khas kepribadian yang sangat unik.
Bangsa timur erat kaitannya dengan rasa sosialisasi dan rasa solidaritas yang sangat tinggi. Misalnya saling tolong menolong dan bergotong royong yang dilakukan bersama-sama. Hal tersebut bagi bangsa timur merupakan suatu sikap yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan. Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerahnya masing-masing. Masih ada beberapa adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilakukan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang melakukan upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih melakukan tarian khas daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian barong. Terbuka dengan negara lain merupakan salah satu kepribadian yang dimilki oleh bangsa timur. Mereka menjalin kerjasama antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain yang tergabung dalam ASEAN.


2.4           Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang memiliki arti yaitu akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi memiliki arti yaitu akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.
Cultuur (bahasa belanda), culture (bahasa inggris), tsaqafah (bahasa arab),  yang artinya adalah kebudayaan. Sedangkan “colere” berasal dari bahasa latin yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti kata kata diatas berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.
 Menurut Koentjaraningrat (1980:195) dalam ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama. Namun dalam ilmu budaya dasar, budaya dan kebudayaan memiliki arti yang berbeda, karena ilmu budaya dasar berbicara tentang dunia idea atau nilai, bukan hasil fisik. Secara sederhana pengertian kebudayaan dan budaya dalam ilmu budaya dasar mengacu pada pengertian sebagai berikut :
1.      Kebudayaan dalam arti luas, adalah seluruh sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
2.      Kebudayaan dalam arti sempit disebut juga dengan istilah budaya atau sering disebut kultur yang mengandung pengertian seluruh  sistem gagasan dan tindakan.
Menurut Taylor (1897:19) kebudayaan ataupun yang disebut peradaban, mengandung pengertian luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hokum, adat-istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat.
Menurut Bakker (1984:21) kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh symbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk di dalamnya perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai. Ketentuan-ketentuan ahli kebudayaan itu sudah bersifat universal, dapat diterima oleh pendapat umum meskipun dalam praktek, arti kebudayaan menurut pendapat umum ialah suatu yang berharga atau baik
Berikut ini merupakan beberapa pengertian kebudayaan menurut para-para ahli:
1.      Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
2.      Koentjaraningrat
Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
3.      A.L. Kroeber dan C.Kluckhohn (1952:34)
Dalam bukunyan Culture, a critical review of concepts and definitions mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
4.      Malinowski
Malinowski menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai system kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang khas. Misalnya, guna memenuhi kebutuhan manusia akan keselamatannya maka timbul kebudayaan yang berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu, seperti lembaga kemasyarakatan.
5.      E.B Taylor (1873:30)
Dalam bukunya Primitive Culture kebudayaan adalah suatu satu kesatuan atau jalinan kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila, hokum, adat-istiadat dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
Pengertian kebudayaan dari parapara ahli diatas dapa disimpulkan bahwa kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidupnya. Hasil buah budi (budaya) manusia itu dapat kita bagi menjadi 2 macam :
1.      Kebudayaan material (lahir), yaitu kebudayaan yang berwujud kebendaan, misalnya : rumah, kendaraan, alat-alat senjata, mesin-mesin, pakaian, gedung dan sebagainya.
2.      Kebudayaan immaterial (spiritual=batin), yaitu : kebudayaan, adat istiadat, bahasa, ilmu pengetahuan dan sebagainya.

2.5           Unsur-Unsur Kebudayaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia unsur kebudayaan berarti bagian suatu kebudayaan yang dapat digunakan sebagai satuan analisis tertentu. Dengan adanya unsur-unsur tersebut, kebudayaan dapat lebih mengandung makna totalitas daripada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Menurut Kluckhohn ada tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu sistem religi dan upacara keagamaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup, sistem tekhnologi dan peralatan, bahasa, serta kesenian. Untuk lebih jelas, masing-masing diberi uraian sebagai berikut.
1.      Sistem religi dan upacara keagamaan, manusia merupakan homo religious. Manusia memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan yang luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang Mahabesar yang dapat “menaikkan dan menjatuhkan” kehidupannya. Oleh karena itu, manusia takut sehingga menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang disebut agama. Untuk membujuk kekuatan besar tersebut agar mau menuruti kamauan manusia, dilakukan usaha yang diwujudkan dalam sistem religi dan upacara keagamaan.
2.      Sistem organisasi kemasyarakatan adalah produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah. Namun, dengan akalnya, manusia dapat membentuk kekuatan dengan cara menyusun organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3.      Sistem pengetahuan adalah produk dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran mereka sendiri, disamping itu dapat juga dari pemikiran orang lain. Kemampuan manusia untuk mengingat apa yang telah diketahui, kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa yang mengakibatkan pengetahuan ini menyebar luas.
4.      Sistem mata pencaharian hidup, merupakan produk dari manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5.      Sistem teknologi dan peralatan, adalah produksi dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat menciptakan dan sekaligus mempergunakan suatu alat. Dengan alat-alat ciptaannya itu, manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.
6.      Bahasa, merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode), yang kemudian disempurnakan dengan bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bahasa tulisan.
7.      Kesenian, adalah hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya maka manusia perlu dan akan selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya.
Perlu diketahui bahwa unsur-unsur kebudayaan yang membentuk struktur kebudayaan itu tidak dapat lepas dengan lainnya. Kebudayaan bukan hanya sekedar hanya jumlah dari unsur-unsurnya saja, melainkan merupakan keseluruhan dari unsur-unsur tersebut yang saling berkaitan erat (integrasi), yang membentuk kesatuan yang harmonis. Masing-masing unsur saling mempengaruhi secara timbal-balik. Apabila terjadi perubahan pada salah satu unsur, maka akan menimbulkan perubahan pada unsur  yang lain pula.



2.6     Wujud Kebudayaan
Selain unsur-unsur kebudayaan, masalah lain yang juga sangat penting dalam kebudayaan adalah wujudnya. Pendapat umum mengatakan bahwa ada dua wujud kebudayaan. Pertama, kebudayaan bendaniah (material) dengan ciri-ciri dapat dilihat, diraba, dan dirasa. Sehingga lebih konkret atau mudah dipahami. Kedua, kebudayaan rohaniah (spiritual) dengan ciri hanya dapat dirasa saja. Oleh karena itu, kebudayaan rohaniah bersifat lebih abstrak dan lebih sulit dipahami. Koentjaraningrat dalam karyanya kebudayaan. Mentaliter, dan pembangunan mengungkapkan bahwa paling sedikit ada tiga wujud kebudayaan, yaitu :
1.      Sebagai suatu kompeks dari berbagai ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya.
2.      Sebagai suatu kompleks dari berbagai aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.      Sebagai benda-benda dari hasil karya manusia. (koentjaraningrat, 1974:15).
Wujud pertama adalah wujud ideal kebudayaan tersebut. Sifatnya abstrak, tak dapat diraba dan difoto. Terletak di alam pikiran manusia. Ide-ide dan gagasan manusia tersebut banyak yang hidup dalam masyarakat dan memberi jiwa kepada masyarakat. Gagasan-gagasan tersebut tidak terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi suatu system, disebut system budaya atau culture system, dalam bahasa Indonesia disebut adat istiadat.
Wujud kedua adalah system social, yaitu mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. Sistem social ini memiliki sifat yang konkrit sehingga bisa diobservasi, difoto dan didokumentir.
Wujud ketiga adalah kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik karya manusia yang ada di dalam masyarakat. Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda yang bisa diraba, difoto dan dilihat. Ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan masyarakat tidak akan terpisah satu dengan yang lainnya.
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki system nilai. C.Kluckhohn (1961:38) dalam karyanya Variations in Value Orientation mengungkapkan bahwa system nilai budaya dalam semua kebudayaan yang ada di dunia sebenarnya berkisar pada lima masalah pokok dalam kehidupan manusia, yaitu :
1.      Hakikat dari hidup manusia (manusia dan hidup, disingkat MH)
2.      Hakikat dari karya manusia (manusia dan karya, disingkat MK)
3.      Hakikat kedudukan manusia dalam ruang waktu (manusia dan waktu, disingkat MW)
4.      Hakikat hubungan manusia dengan sesamanya (manusia dan manusia, disingkat MM).


2.7           Orientasi Nilai Budaya
Kebudayaan merupakan karya manusia yang memiliki sistem nilai. C.Kluckhon dalam karyanya Variation in Value Orientation(1961) mengungapkan bahwa sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, universal memiliki 5 masalah pokok kehidupan manusia yaitu:
1.      Hakekat hidup manusia
Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan yang berbeda secara ekstem : ada yang berusaha memadamkan hidup, adapula dengan cara pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik.
2.      Hakekat karya manusia
Setiap budaya memiliki hakekat yang berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memeberikan kehormatan dan tahta, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3.      Hakekat waktu manusia
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada yang berorientasi pada masa kini, ada pula yang masa depan.
4.      Hakekat alam manusia
Ada kebudayaan yang beranggapan bahwa manusia harus mengeksploitasi alam dan memanfaatkan alam sebaik mungkin. Ada juga yang menganggap manusia harus selaras dengan alam dan menyerah pada alam.
5.      Hakekat hubungan manusia
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, ada pula yang berpandangan individualis.


2.8           Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan yang ada di dalam masyarakat yaitu gejala perubahan pola hidup, kebiasaan dan struktur sosial dalam masyarakat yang disebabkan oleh beberapa faktor. Perubahan kebudayaan ini merupakan hal alami yang terjadi di masyarakat karena sifat alami manusia yang selalu ingin melakukan perubahan. Perubahan sosial budaya adalah suatu gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya di dalam suatu masyarakat yang terjadi karena adanya perubahan komunikasi, pola pikir masyarakat, faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Hirschman mengungkapkan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Seperti yang telah dijabarkan di atas, perubahan jumlah penduduk merupakan salah satu penyebab perubahan kebudayaan secara intern, baik itu karena kelahiran, kematian ataupun perpindahan (migrasi).
Perpindahan penduduk adalah salah satu penyebab yang patut diperhitungkan. Biasanya terdapat masyarakat pendatang yang cenderung membawa kebudayaan asalnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya pergeseran kebudayaan masyarakat asal dan terjadi pembauran kebudayaan. Hal ini diperkuat jika kebudayaan yang dibawa oleh mereka tampak lebih modern dan lebih menarik. Contoh masyarkat ibu kota yang melakukan migrasi ke daerah, cenderung memamerkan hal – hal baru yang ia miliki dan membawa kebudayaan kota yang biasa dilakukan ke daerah. Hal ini ditunjang oleh kemajuan teknologi, sehingga masyarakat daerah tertarik dan cenderung mengikuti pola, kebiasaan dan kebudayaan tersebut. Akan tetapi, tidak semua kebudayaan yang di bawa membawa pengaruh positif untuk mereka. Contoh lain yaitu adanya penemuan baru merupakan salah salah satu penyebab perubahan kebudayaan secara internal. Handphone merupakan salah satu benda yang mengubah kebiasaan masyarkat dalam berkomunikasi. Masyarakat yang semula menggunakan surat sebagai sarana berkomunikasi, saat ini telah beralih menggunakan handphone. Bahkan handphone bukan lagi termasuk barang mewah. Contoh lain penyebab perubahan kebudayaan secara eksternal adalah masuknya kebudayaan barat ke Indonesia dengan sangat mudah seperti perayaan Valentine, April mop, dan Halloween . Media masa yang merupakan salah satu sarana utama masuknya kebudayaan tersebut dan berbaur dengan kebudayaan kita. Sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini selalu merayakan Valentine sebagai hari kasih sayang, tanpa mengetahui asal muasal dan tujuan kebudayaan tersebut. Pada umumnya mereka hanya menirukan kebiasaan yang dilakukan masyarakat barat untuk memberikan kado, tanda kasih sayang ke orang – orang spesial seperti yang dilakukan di film, televisi ataupu di artikel – artikel majalah. Hal ini sangat mengubah kebiasaan masyarakat kita. Buktinya setiap bulan Februari seluruh pusat perbelanjaan di Indonesia selalu dipenuhi oleh pernak pernik Valentine, setiap stasiun televisi menyiarkan berbagai film romantis, dll. Akan tetapi, kebudayaan tersebut juga memberikan dampak negatif untuk masyarakat Indonesia. Terbukti dengan banyaknya remaja di tangkap saat merayakan Valentine dengan minuman keras dan seks bebas.
Masyarakat pada umumnya memang cenderung untuk menirukan hal – hal baru yang dianggap canggih, menarik dan menyenangkan oleh mereka, tanpa memikirkan dampaknya. Hal ini sudah sepatutnya diwaspadai. Seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi yang memudahkan setiap orang berkomunikasi dengan orang lain antar daerah, antar pulau, antar negara bahkan antar benua tidak menutup kemungkinan kebudayaan – kebudayaan asing masuk kedalam masyarakat tersebut dan berbaur. Ditambah pula kesadaran generasi muda untuk mempertahankan kebudayaan asli yang semakin menurun yang memungkinkan hilangnya kebudayaan asli dari setiap masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Hal ini menuntut kepedulian dan perhatian lebih lanjut agar masyarakat Indonesia dapat mempertahankan kebudayaan – kebudayaan positif yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia di masa – masa mendatang.




2.9           Kaitan Manusia dengan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan adalah salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna yang menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Budaya tercipta merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan yang dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, tetapi manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia yang dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya manusia.


BAB III
       PENUTUP

Hubungan manusia dengan kebudayaan adalah sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan oleh manusia. Dalam ilmu sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun keduanya sangat berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan akan mengatur kehidupan manusia yang sesuai dengannya.
Manusia dan kebudayaan tidak akan dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan terkadang disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
Sebagai manusia yang berbudaya, maka kita harusnya mampu untuk terus berkembang dan tetap berbudaya sebagaimana hakikat kita sebagai manusia.



Pertanyaan
1.  Penggolongan manusia yang paling utama adalah
a.       Jenis kelamin*
b.      Umur
c.       Pekerjaan
d.      Status social

2.  Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”. Merupakan pengertian manusia dari
a.       NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
b.      UPANISADS
c.       ABINENO J. I*
d.      ERBE SENTANU

3.    Hakikat manusia adalah 
a.       mahluk yang dinamis
b.      peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia*
c.       produk dari manusia sebagai homo socius
d.      memeberikan kehormatan dan tahta

4.  Kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya. Merupakan pengertian kebudyaan dari
a.       Malinowski
b.      A.L. Kroeber dan C.Kluckhohn
c.       E.B Taylor
d.      Koentjaraningrat*

5.  Kebudayaan merupakan karya manusia yang memiliki sistem nilai. C.Kluckhon dalam karyanya Variation in Value Orientation(1961) mengungapkan bahwa sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, universal memiliki 5 masalah pokok kehidupan manusia berikut ini, kecuali
a.       Hakekat hidup manusia
b.      Hakekat kejahatan manusia*
c.       Hakekat karya manusia
d.      Hakekat alam manusia



DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar