Ilmu
Budaya Dasar (Softskil)
”Manusia
dan Kebudayaan”
Nama : Syifa
Rofiana Kuswandi
NPM : 1A114629
Kelas : 1KA38
Dosen : Bapak
Sendy Eka Nanda
SISTEM
INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
ATA
2014 / 2015
KATA
PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah,
penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas individu mata kuliah Ilmu Budaya
Dasar (Softskill).
Dalam
penyelesaian tugas individu ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. terutama
dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (Softskill) Bapak Sendy Eka Nanda yang
telah membina penulis.
Penulis
sadar masih banyak kekurangan didalam tugas individu ini. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan.
Semoga
tugas kelompok ini bermanfaat. Amien
Bekasi,
06 Maret 2015
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Indonesia sangat terkenal dengan keragaman
budaya yang dimilikinya. Manusia dan kebudayaan adalah salah satu hal yang tidak
bisa di pisahkan karena dimana pun manusia itu hidup dan menetap pasti manusia
akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada di daerah yang mereka tempati.
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak
dapat hidup sendiri, manusia saling bergatung satu sama lain yang berinteraksi
dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan yang terus mereka kembangankan dan kebiasaan-kebiasaan
tersebut akan menjadi kebudayaan. Setiap manusia juga memiliki kebudayaan yang
berbeda-beda, karena disebabkan oleh mereka yang memiliki pergaulan sendiri di
wilayahnya sehingga manusia di manapun memiliki kebudayaan yang berbeda. Perbedaan
kebudayaan tersebut disebabkan oleh perbedaan yang dimiliki seperti faktor lingkungan,
faktor alam, manusia itu sendiri dan berbagai faktor lainnya yang akan
menimbulkan keanekaragaman budaya tersebut. Seiring dengan berkembangnya
teknlogi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonesia diharapkan dapat memberikan dampak yang positif terhadap
kebudayaan masing – masing daerah, karena kebudayaan merupakan jembatan yang
menghubungkan manusia yang satu dengan manusia yang lain.
Dengan
mempelajari ilmu budaya dasar salah satunya
hubungan manusia dan kebudayaan dapat di ketahui bahwa manusia
membutuhkan kebudayaan untuk bersosialisasi dengan mahluk yang lain.
Bersosialisasi serta adaptasi sangatlah penting bagi makhluk hidup terutama
manusia. Kebudayaan dapat juga menjadi media penting dalam kehidupan manusia
seperti pendidikan, alat pemersatu, identitas, hiburan dan masih banyak peranan
penting yang dimiliki oleh kebudayaan. Dalam dunia pendidikan kebudayaan adalah
penunjang yang bertujuan untuk memperkenalkan macam-macam kebudayaan, tujuan
dan fungsi kebudayaan dalam masyarakat, dengan cara seperti ini diharapkan para
generasi penerus dapat mempelajari dan mengetahui makna kebudayaan. Dengan
membahas materi tentang manusia dan kebudayaan di harapkan dapat nenambahkan
wawasan pengetahuan dan kepedulian terhadap kebudayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manusia
Manusia dapat diartikan dengan arti yang berbeda-beda dari
segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara
campuran. Secara biologis dalam klasifikasi, manusia merupakan Homo
sapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah
spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak yang berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian,
manusia dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana,
dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan
atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan
dengan ras lain.
Manusia adalah makhluk
sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia
senantiasa membutuhkan interaksi dan adaptasi dengan manusia
yang lain. Dalam antropologi kebudayaan,
manusia dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka
dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan
terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok
dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan
manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelamin. Secara
alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah itu
laki-laki atau perempuan. Putra merupakan sebutan untuk anak muda
laki-laki dan pria merupakan sebutan untuk laki-laki dewasa. Putri
merupakan sebutan untuk anak muda perempuan dan wanita merupakan sebutan untuk
perempuan dewasa.
Penggolongan
lainnya adalah berdasarkan usia, mulai
dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil
balik, pemuda pemudi, dewasa, dan (orang) tua.
Manusia
adalah mahluk yang sangat kompleks. Kita merupakan perpaduan antara mahluk
material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam begitu saja karena
manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
Berikut ini
merupakan beberapa pengertian manusia oleh para-para ahli:
1. NICOLAUS
D. & A. SUDIARJA
Menurut
Nicolaus D. & A. Sudiarja Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani
dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
2. ABINENO
J. I
Abineno J.J mengungkapkan bahwa manusia
adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang
terbungkus dalam tubuh yang fana”.
3. UPANISADS
Menurut Upanisads manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
Menurut Upanisads manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
4. SOKRATES
Menurut Sokrates manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
Menurut Sokrates manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
5. KEES
BERTENS
Kees Bertens mengungkapkan bahwa
manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak
dinyatakan
6. I WAYAN
WATRA
Manusia adalah mahluk yang
dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
7. OMAR
MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling
mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang
memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya
dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
8. ERBE
SENTANU
Manusia adalah mahluk
sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan
yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
9. PAULA
J. C & JANET W. K
manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna
dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara
kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan
berbagai kemungkinan.
2.2 Pengertian Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang
harus dijalankan oleh setiap manusia. Kata manusia berasal dari kata
” manu ” dari bahasa Sanksekerta atau ” mens ”
dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan
” homo ” yang juga berasal dari bahasa Latin. Hal yang
paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa
manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk
mempertinggi kualitas hidupnya di dunia. Manusia merupakan ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain.
Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha
Esa yang memiliki kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Berikut ini merupakan penjelasan yang lebih rinci tentang makhluk
individu dan makhluk sosial.
1. Makhluk
Individu
Manusia sebagai makhluk individu yaitu
mempunyai sifat-sifat individu yang khas,
berbeda dengan manusia lainnya. Manusia berbeda dengan manusia lainnya.
Manusia sebagai individu bersifat nyata, yaitu mereka berupaya untuk
selalu merealisasikan kebutuhan, kepentingan dan potensi pribadi yang
dimilikinya. Hal tersebut akan terus menerus berkembang dan menyesuaikan
dengan perkembangan kehidupan yang dialaminya dan pertumbuhan yang ada pada
dirinya tersebut. Setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan
kemampuan pribadinya guna memenuhi berbagai kebutuhan dan mempertahankan
hidupnya contohnya seperti individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung
jawab atas tingkah laku intelektual dan social yang dalam hidupnya selalu
melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang
lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
2. Makhluk
Sosial
Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk sosial,
artinya makhluk yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Setiap
manusia normal memerlukan bantuan orang lain dan hidup bersama-sama dengan
orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini sesuai dengan
pendapat Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah zoom politicon,
yang berarti selain sebagai makhluk individu, manusia juga termasuk dalam
makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lain. Pada zaman
purba, ketika kebutuhannya belum lengkap, manusia sering memenuhi kebutuhannya
dengan membuat dan mencari sendiri. Namun semakin meningkatnya kebutuhan hidup,
manusia membutuhkan orang lain untuk mendukung kehidupannya. Pada
perkembangan secara lebih luas dan kompleks, manusia membutuhkan tata
masyarakat, lembaga-lembaga sosial, dan juga membutuhkan negara.
2.3
Kepribadian
Bangsa Timur
Kepribadian dapat diartikan sebagai suatu pola sikap
yang mencerminkan karakter tau sifat seseorang dengan lingkungannya.
Kepribadian bangsa timur dapat diartikan sebagai suatu sikap yang dimiliki oleh
suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungan
kehidupan mereka. Kepribadian bangsa timur pada umumnya memiliki kepribadian
yang sifatnya tepo seliro atau memiliki sifat toleransi yang sangat tinggi.
Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi
rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk sambil
memegang poster protes dan di Negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan
tertib dan damai.
Kepribadian bangsa timur juga sangat identik dengan
tutur kata yang lemah lembut dan sangat sopan dalam bergaul maupun dalam
berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang mencerminkan negara
tersebut memiliki suatu kepribadian yang sangat unik. Misalnya masyarakat
Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata dengan sangat
lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh
dilakukan oleh mereka menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang
Jawa itu suatu nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk sembarangan di
depan pintu. Hal tersebut merupakan ciri khas kepribadian yang sangat unik.
Bangsa timur erat kaitannya dengan rasa sosialisasi
dan rasa solidaritas yang sangat tinggi. Misalnya saling tolong menolong dan
bergotong royong yang dilakukan bersama-sama. Hal tersebut bagi bangsa timur
merupakan suatu sikap yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan. Bangsa
timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerahnya
masing-masing. Masih ada beberapa adat-adat atau upacara tertentu yang masih
dilakukan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang
melakukan upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah.
Contohnya daerah Bali yang masih melakukan tarian khas daerahnya yaitu tarian
pendet, kecak, tarian barong. Terbuka dengan negara lain merupakan salah satu
kepribadian yang dimilki oleh bangsa timur. Mereka menjalin kerjasama antara
bangsa yang satu dengan bangsa yang lain yang tergabung dalam ASEAN.
2.4
Pengertian
Kebudayaan
Kata kebudayaan
berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang memiliki arti yaitu akal,
kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga
kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada beberapa
pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi
memiliki arti yaitu akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan,
sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani sehingga
kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.
Cultuur (bahasa belanda), culture (bahasa inggris), tsaqafah
(bahasa arab), yang artinya adalah
kebudayaan. Sedangkan “colere” berasal dari bahasa latin yang artinya mengolah,
mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau
bertani. Dari segi arti kata kata diatas berkembanglah arti culture sebagai
“segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.
Menurut Koentjaraningrat (1980:195) dalam ilmu
antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama. Namun dalam ilmu
budaya dasar, budaya dan kebudayaan memiliki arti yang berbeda, karena ilmu
budaya dasar berbicara tentang dunia idea atau nilai, bukan hasil fisik. Secara
sederhana pengertian kebudayaan dan budaya dalam ilmu budaya dasar mengacu pada
pengertian sebagai berikut :
1.
Kebudayaan dalam arti luas, adalah
seluruh sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
2.
Kebudayaan dalam arti sempit disebut juga
dengan istilah budaya atau sering disebut kultur yang mengandung pengertian
seluruh sistem gagasan dan tindakan.
Menurut
Taylor (1897:19) kebudayaan ataupun yang disebut peradaban, mengandung
pengertian luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hokum, adat-istiadat (kebiasaan), dan
pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat.
Menurut
Bakker (1984:21) kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap,
pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh
symbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari
kelompok-kelompok manusia, termasuk di dalamnya perwujudan benda-benda materi,
pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita atau paham, dan terutama
keterikatan terhadap nilai-nilai. Ketentuan-ketentuan ahli kebudayaan itu sudah
bersifat universal, dapat diterima oleh pendapat umum meskipun dalam praktek,
arti kebudayaan menurut pendapat umum ialah suatu yang berharga atau baik
Berikut
ini merupakan beberapa pengertian kebudayaan menurut para-para ahli:
1.
Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan
menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan
manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat)
yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan
dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
2.
Koentjaraningrat
Koentjaraningrat
mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang
harus dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi
pekertinya.
3.
A.L. Kroeber dan C.Kluckhohn (1952:34)
Dalam
bukunyan Culture, a critical review of concepts and definitions mengatakan
bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam
arti seluas-luasnya.
4.
Malinowski
Malinowski
menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai system
kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang
khas. Misalnya, guna memenuhi kebutuhan manusia akan keselamatannya maka timbul
kebudayaan yang berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk
tertentu, seperti lembaga kemasyarakatan.
5.
E.B Taylor (1873:30)
Dalam
bukunya Primitive Culture kebudayaan adalah suatu satu kesatuan atau jalinan
kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila, hokum,
adat-istiadat dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai
anggota masyarakat.
Pengertian
kebudayaan dari parapara ahli diatas dapa disimpulkan bahwa kebudayaan adalah
hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidupnya. Hasil buah budi
(budaya) manusia itu dapat kita bagi menjadi 2 macam :
1.
Kebudayaan material (lahir), yaitu
kebudayaan yang berwujud kebendaan, misalnya : rumah, kendaraan, alat-alat
senjata, mesin-mesin, pakaian, gedung dan sebagainya.
2.
Kebudayaan immaterial (spiritual=batin),
yaitu : kebudayaan, adat istiadat, bahasa, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
2.5
Unsur-Unsur Kebudayaan
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia unsur kebudayaan berarti bagian suatu kebudayaan
yang dapat digunakan sebagai satuan analisis tertentu. Dengan adanya
unsur-unsur tersebut, kebudayaan dapat lebih mengandung makna totalitas
daripada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Menurut Kluckhohn
ada tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu sistem religi dan upacara
keagamaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, sistem mata
pencaharian hidup, sistem tekhnologi dan peralatan, bahasa, serta kesenian.
Untuk lebih jelas, masing-masing diberi uraian sebagai berikut.
1. Sistem religi dan upacara keagamaan, manusia
merupakan homo religious. Manusia memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan yang
luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang
Mahabesar yang dapat “menaikkan dan menjatuhkan” kehidupannya. Oleh karena itu,
manusia takut sehingga menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang disebut agama.
Untuk membujuk kekuatan besar tersebut agar mau menuruti kamauan manusia,
dilakukan usaha yang diwujudkan dalam sistem religi dan upacara keagamaan.
2. Sistem organisasi kemasyarakatan adalah
produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah.
Namun, dengan akalnya, manusia dapat membentuk kekuatan dengan cara menyusun
organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem pengetahuan adalah produk dari manusia
sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran mereka sendiri,
disamping itu dapat juga dari pemikiran orang lain. Kemampuan manusia untuk
mengingat apa yang telah diketahui, kemudian menyampaikannya kepada orang lain
melalui bahasa yang mengakibatkan pengetahuan ini menyebar luas.
4. Sistem mata pencaharian hidup, merupakan
produk dari manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan
manusia secara umum terus meningkat.
5. Sistem teknologi dan peralatan, adalah
produksi dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang
cerdas serta dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat,
manusia dapat menciptakan dan sekaligus mempergunakan suatu alat. Dengan
alat-alat ciptaannya itu, manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya
daripada binatang.
6. Bahasa, merupakan produk dari manusia sebagai
homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda
(kode), yang kemudian disempurnakan dengan bentuk bahasa lisan, dan akhirnya
menjadi bahasa tulisan.
7. Kesenian, adalah hasil dari manusia sebagai
homo esteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya maka manusia
perlu dan akan selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya.
Perlu diketahui bahwa unsur-unsur kebudayaan
yang membentuk struktur kebudayaan itu tidak dapat lepas dengan lainnya.
Kebudayaan bukan hanya sekedar hanya jumlah dari unsur-unsurnya saja, melainkan
merupakan keseluruhan dari unsur-unsur tersebut yang saling berkaitan erat
(integrasi), yang membentuk kesatuan yang harmonis. Masing-masing unsur saling
mempengaruhi secara timbal-balik. Apabila terjadi perubahan pada salah satu
unsur, maka akan menimbulkan perubahan pada unsur yang lain pula.
2.6 Wujud Kebudayaan
Selain
unsur-unsur kebudayaan, masalah lain yang juga sangat penting dalam kebudayaan
adalah wujudnya. Pendapat umum mengatakan bahwa ada dua wujud kebudayaan.
Pertama, kebudayaan bendaniah (material) dengan ciri-ciri dapat dilihat,
diraba, dan dirasa. Sehingga lebih konkret atau mudah dipahami. Kedua,
kebudayaan rohaniah (spiritual) dengan ciri hanya dapat dirasa saja. Oleh
karena itu, kebudayaan rohaniah bersifat lebih abstrak dan lebih sulit
dipahami. Koentjaraningrat dalam karyanya kebudayaan. Mentaliter, dan
pembangunan mengungkapkan bahwa paling sedikit ada tiga wujud kebudayaan, yaitu
:
1.
Sebagai suatu
kompeks dari berbagai ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan,
dan sebagainya.
2.
Sebagai suatu
kompleks dari berbagai aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam
masyarakat.
3.
Sebagai
benda-benda dari hasil karya manusia. (koentjaraningrat, 1974:15).
Wujud pertama adalah wujud ideal kebudayaan tersebut.
Sifatnya abstrak, tak dapat diraba dan difoto. Terletak di alam pikiran
manusia. Ide-ide dan gagasan manusia tersebut banyak yang hidup dalam
masyarakat dan memberi jiwa kepada masyarakat. Gagasan-gagasan tersebut tidak
terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi suatu system,
disebut system budaya atau culture system, dalam bahasa Indonesia disebut adat
istiadat.
Wujud kedua adalah system social, yaitu mengenai
tindakan berpola manusia itu sendiri. Sistem social ini memiliki sifat yang
konkrit sehingga bisa diobservasi, difoto dan didokumentir.
Wujud ketiga adalah kebudayaan fisik, yaitu seluruh
hasil fisik karya manusia yang ada di dalam masyarakat. Sifatnya sangat konkrit
berupa benda-benda yang bisa diraba, difoto dan dilihat. Ketiga wujud
kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan masyarakat tidak akan terpisah satu
dengan yang lainnya.
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki system
nilai. C.Kluckhohn (1961:38) dalam karyanya Variations in Value Orientation
mengungkapkan bahwa system nilai budaya dalam semua kebudayaan yang ada di
dunia sebenarnya berkisar pada lima masalah pokok dalam kehidupan manusia,
yaitu :
1. Hakikat dari hidup manusia (manusia dan hidup,
disingkat MH)
2. Hakikat dari karya manusia (manusia dan karya,
disingkat MK)
3. Hakikat kedudukan manusia dalam ruang waktu (manusia
dan waktu, disingkat MW)
4. Hakikat hubungan manusia dengan sesamanya (manusia
dan manusia, disingkat MM).
2.7
Orientasi Nilai Budaya
Kebudayaan merupakan karya manusia
yang memiliki sistem nilai. C.Kluckhon dalam karyanya Variation in Value
Orientation(1961) mengungapkan bahwa sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan
di dunia, universal memiliki 5 masalah pokok kehidupan manusia yaitu:
1. Hakekat
hidup manusia
Hakekat
hidup untuk setiap kebudayaan yang berbeda secara ekstem : ada yang berusaha
memadamkan hidup, adapula dengan cara pola-pola kelakuan tertentu menganggap
hidup sebagai suatu hal yang baik.
2. Hakekat
karya manusia
Setiap
budaya memiliki hakekat yang berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan
bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memeberikan kehormatan dan tahta,
karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3. Hakekat
waktu manusia
Hakekat
waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan mementingkan
orientasi masa lampau, ada yang berorientasi pada masa kini, ada pula yang masa
depan.
4. Hakekat
alam manusia
Ada
kebudayaan yang beranggapan bahwa manusia harus mengeksploitasi alam dan
memanfaatkan alam sebaik mungkin. Ada juga yang menganggap manusia harus
selaras dengan alam dan menyerah pada alam.
5. Hakekat
hubungan manusia
Dalam
hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, ada pula yang
berpandangan individualis.
2.8
Perubahan
Kebudayaan
Perubahan kebudayaan yang ada di
dalam masyarakat yaitu gejala perubahan pola hidup, kebiasaan dan struktur
sosial dalam masyarakat yang disebabkan oleh beberapa faktor. Perubahan
kebudayaan ini merupakan hal alami yang terjadi di masyarakat karena sifat
alami manusia yang selalu ingin melakukan perubahan. Perubahan sosial budaya
adalah suatu gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya di dalam suatu
masyarakat yang terjadi karena adanya perubahan komunikasi, pola pikir
masyarakat, faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan
baru, terjadinya konflik atau revolusi dan faktor eksternal seperti bencana
alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Hirschman
mengungkapkan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari
perubahan.
Seperti yang telah dijabarkan di
atas, perubahan jumlah penduduk merupakan salah satu penyebab perubahan kebudayaan
secara intern, baik itu karena kelahiran, kematian ataupun perpindahan
(migrasi).
Perpindahan penduduk adalah salah
satu penyebab yang patut diperhitungkan. Biasanya terdapat masyarakat pendatang
yang cenderung membawa kebudayaan asalnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya
pergeseran kebudayaan masyarakat asal dan terjadi pembauran kebudayaan. Hal ini
diperkuat jika kebudayaan yang dibawa oleh mereka tampak lebih modern dan lebih
menarik. Contoh masyarkat ibu kota yang melakukan migrasi ke daerah, cenderung
memamerkan hal – hal baru yang ia miliki dan membawa kebudayaan kota yang biasa
dilakukan ke daerah. Hal ini ditunjang oleh kemajuan teknologi, sehingga
masyarakat daerah tertarik dan cenderung mengikuti pola, kebiasaan dan
kebudayaan tersebut. Akan tetapi, tidak semua kebudayaan yang di bawa membawa
pengaruh positif untuk mereka. Contoh lain yaitu adanya penemuan baru merupakan
salah salah satu penyebab perubahan kebudayaan secara internal. Handphone
merupakan salah satu benda yang mengubah kebiasaan masyarkat dalam
berkomunikasi. Masyarakat yang semula menggunakan surat sebagai sarana
berkomunikasi, saat ini telah beralih menggunakan handphone. Bahkan handphone
bukan lagi termasuk barang mewah. Contoh lain penyebab perubahan kebudayaan
secara eksternal adalah masuknya kebudayaan barat ke Indonesia dengan sangat
mudah seperti perayaan Valentine, April mop, dan Halloween . Media masa yang merupakan
salah satu sarana utama masuknya kebudayaan tersebut dan berbaur dengan
kebudayaan kita. Sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini selalu merayakan
Valentine sebagai hari kasih sayang, tanpa mengetahui asal muasal dan tujuan
kebudayaan tersebut. Pada umumnya mereka hanya menirukan kebiasaan yang
dilakukan masyarakat barat untuk memberikan kado, tanda kasih sayang ke orang –
orang spesial seperti yang dilakukan di film, televisi ataupu di artikel –
artikel majalah. Hal ini sangat mengubah kebiasaan masyarakat kita. Buktinya
setiap bulan Februari seluruh pusat perbelanjaan di Indonesia selalu dipenuhi
oleh pernak pernik Valentine, setiap stasiun televisi menyiarkan berbagai film
romantis, dll. Akan tetapi, kebudayaan tersebut juga memberikan dampak negatif
untuk masyarakat Indonesia. Terbukti dengan banyaknya remaja di tangkap saat
merayakan Valentine dengan minuman keras dan seks bebas.
Masyarakat pada umumnya memang
cenderung untuk menirukan hal – hal baru yang dianggap canggih, menarik dan
menyenangkan oleh mereka, tanpa memikirkan dampaknya. Hal ini sudah sepatutnya
diwaspadai. Seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi yang
memudahkan setiap orang berkomunikasi dengan orang lain antar daerah, antar
pulau, antar negara bahkan antar benua tidak menutup kemungkinan kebudayaan –
kebudayaan asing masuk kedalam masyarakat tersebut dan berbaur. Ditambah pula
kesadaran generasi muda untuk mempertahankan kebudayaan asli yang semakin
menurun yang memungkinkan hilangnya kebudayaan asli dari setiap masyarakat,
khususnya masyarakat Indonesia. Hal ini menuntut kepedulian dan perhatian lebih
lanjut agar masyarakat Indonesia dapat mempertahankan kebudayaan – kebudayaan
positif yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia di masa – masa mendatang.
2.9
Kaitan
Manusia dengan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan adalah salah
satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai
makhluk Tuhan yang paling sempurna yang menciptakan kebudayaan mereka sendiri
dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari
hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Budaya tercipta merupakan hasil
dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam ini. Manusia
di ciptakan oleh tuhan yang dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk
berkarya dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu
manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan,
fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka
manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan
kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, tetapi manusia itu sendiri adalah
produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang
menciptakannya dan manusia yang dapat hidup ditengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai
pendudukungnya manusia.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
Hubungan manusia dengan kebudayaan adalah sebagai perilaku
kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan oleh manusia. Dalam
ilmu sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal yang berarti
walaupun keduanya sangat berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan.
Manusia menciptakan kebudayaan, setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan
akan mengatur kehidupan manusia yang sesuai dengannya.
Manusia dan kebudayaan tidak akan dapat dipisahkan satu sama
lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan
hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan,
bahkan terkadang disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
Sebagai manusia yang berbudaya, maka kita harusnya mampu
untuk terus berkembang dan tetap berbudaya sebagaimana hakikat kita sebagai
manusia.
Pertanyaan
1. Penggolongan
manusia yang paling utama adalah
a.
Jenis kelamin*
b. Umur
c. Pekerjaan
d. Status
social
2. Manusia
adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang
terbungkus dalam tubuh yang fana”. Merupakan pengertian manusia dari
a. NICOLAUS
D. & A. SUDIARJA
b. UPANISADS
c.
ABINENO J. I*
d.
ERBE SENTANU
3. Hakikat
manusia adalah
a.
mahluk yang dinamis
b.
peran ataupun fungsi yang harus dijalankan
oleh setiap manusia*
c.
produk
dari manusia sebagai homo socius
d.
memeberikan kehormatan dan tahta
4. Kebudayaan berarti keseluruhan
gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar serta
keseluruhan dari hasil budi pekertinya. Merupakan pengertian kebudyaan dari
a. Malinowski
b. A.L. Kroeber dan C.Kluckhohn
c. E.B Taylor
d.
Koentjaraningrat*
5. Kebudayaan
merupakan karya manusia yang memiliki sistem nilai. C.Kluckhon dalam karyanya
Variation in Value Orientation(1961) mengungapkan bahwa sistem nilai budaya
dalam semua kebudayaan di dunia, universal memiliki 5 masalah pokok kehidupan
manusia berikut ini, kecuali
a.
Hakekat hidup manusia
b.
Hakekat kejahatan manusia*
c.
Hakekat karya manusia
d.
Hakekat alam manusia
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar