Ilmu Budaya Dasar (Softskil)
“Manusia dan Keindahan”
Nama : Syifa Rofiana Kuswandi
NPM : 1A114629
Kelas : 1KA38
Dosen : Bapak
Sendy Eka Nanda
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
ATA 2014 / 2015
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah,
penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas individu mata kuliah Ilmu Budaya
Dasar (Softskill).
Dalam
penyelesaian tugas individu ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
terutama dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (Softskill) Bapak Sendy Eka Nanda
yang telah membina penulis.
Penulis
sadar masih banyak kekurangan didalam tugas individu ini. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan.
Semoga
tugas kelompok ini bermanfaat. Amien
Bekasi,
11 April 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Setiap
manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan sebaik-baiknya. Setiap
manusia diberikan panca indra. Salah satunya adalah mata. Mata digunakan untuk
melihat berbagai keindahan yang ada di alam ini baik dari dalam, dari luar,
maupun yang ada disekitarnya. Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya
bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan
kebenaran. Keindahan atau kebenaran mempunyai daya tarik tersendiri yang selalu
bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga
bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan
tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Didalam
makalah ini akan dibahas mengenai pengertian keindahan, perbedaan antara
keindahan sebagai suatu kualitas absrtak dan sebagai sebuah benda tertentu yang
indah, pngertian tentang keindahan yang seluas-luasnya, penjelasan tentang
nilai estetik, perbedaan nilai ekstrinsik dan intrinsic, pengertian tentang
kontemplasi dan ekstansi, pengertian renungan dan teori-teroi dalam keserasian.
Semoga makalah ini bermanfaat.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Keindahan
Keindahan
adalah sifat-sifat yang merujuk kepada sesuatu yang hal indah di mana manusia biasanya
mengekspresikan perasaan indah tersebut dengan berbagai hal yang mengandung
unsur estetis yang dinilai secara umum oleh masyarakat.
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus, benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian
dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang
ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau biasanya memiliki fitur yang
dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Dalam
bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata “bellum” Akar katanya adalah
“benum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata
“beautiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”. Kata benda Yunani
klasik untuk “keindahan ” adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk “indah”
itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios,
kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti “jam.” Dalam
bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan “berada di jam (waktu)
yang sepatutnya.”
2.2
Keindahan Sebagai Suatu Kualitas Abstrak dan Sebagai Sebuah Benda yang Indah
Keindahan
sebagai suatu kualitas abstrak (Beauty as an abstract quality) menggambarkan
sesuatu yang kontemporer dan bersifat nonrealistic di mana sang pencipta karya
menggambarkan sesuatu yang tidak bisa dimengerti secara umum oleh masyarakat
dan terkadang tidak sesuai dengan realita. Keindahan sebagai kualitas abstrak
menggambarkan suatu bentuk dalam keindahan di mana keindahan tersebut bersifat
eksklusif dan hanya dapat dimengerti oleh orang yang menciptakan keindahan
tersebut berdasarkan apa yang dipahaminya, biasanya dapat dipahami oleh
orang-orang yang mengerti akan keindahan tersebut atau ahli dalam menngartikan
maksud dari karya atau keindahan tersebut.
Sedangkan
keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah adalah keindahan yang
memiliki konsep pemahaman dan nilai yang berbeda dengan kualitas abstrak di
mana benda yang dimaksud dalam hal ini adalah sesuatu yang mewakili keindahan
secara umum dan dapat dengan mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat luas.
Contoh
keindahan dalam bentuk benda secara alami misalnya manusia menaruh rasa kagum
atas keindahan alam yang merupakan ciptaan dari
Yang Maha Kuasa. Seacara buatan tangan atau karya ciptaan manusia yaitu
karya seni yang memiliki nilai estetika yang dapat dinilai oleh manusia.
2.3
Keindahan yang Seluas-luasnya
Keindahan memiliki banyak pengertian. Menurut luasnya
pengertian terbagi menjadi 3 yaitu :
- Keindahan dalam arti luas
- Keindahan dalam arti estetis murni
- Keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatan
Keindahan
dalam arti luas merupakan pengertian yang bermula dari bangsa Yunani dulu yang
didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang
indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai
sesuatu selain yang baik juga menyenangkan. Plotinus menulis mengenai ilmu yang
indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani pada zaman dulu berbicara juga
tentang sebuah pikiran yang indah dan adapt atau kebiasaan yang indah. Tapi
bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya
“symetria” yaitu keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan
berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi
keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
Keindahan
dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedang keindahan dalam arti
terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang diserapnya
dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna. Nilai
yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan
disebut nilai estetik. Nilai adalah suatu relaitas psikologis yang harus
dibedakan secara tegas berdasarkan kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia
dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu dipercaya terdapat pada sesuatu
benda sampai terbukti ketidak benarannya.
Keindahan
dalam arti yang terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan, sehingga hanya
menyangkut benda benda yang dapat diserap atau dapat dicerna dengan
penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari
berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan
kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan
hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan
si pengamat.
2.4 Nilai Estetik
Nilai
yang berhubungan dengan segala sesuatu yang termasuk di dalam pengertian keindahan
disebut nilai estetik. Dalam bidang
filsafat, istilah nilai seringkali digunakan sebagai suatu kata benda
abstrak yang berarti keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness).\
Estetik
adalah rasa atau perasaan yang timbul dari seberapa indah atau mempesonanya
suatu objek yang di lihat ataupun yang dirasakan oleh kita. Estetik berasal
dari kata Estetika yang termasuk kedalam salah satu cabang dari filsafat dan
Estetika adalah ilmu yang mempelajari tentang suatu keindahan dari suatu atau
beberapa objek yang indah. Nilai Estetik sendiri mempunyai arti dan nilai dari
suatu keindahan yang kita rasakan setelah kita rasakan maka kita pun akan
menilai seberapa indah objek tersebut. Penilaian ini tergantung pada individu
masing-masing saat melihat keindahan objek tersebut. Penilaian biasanya dilihat
dari beberapa factor seperti latar belakang edukasi, selera maupun mindset dan
karakter orang-orang tersebut.
Nilai
Estetika biasa nya terdapaat pada bidang atau dunia seni, karena seni merupakan
salah satu karya yang selalu menghadirkan keindahan dalam setiap kali kita
merasakan nya. Pada seni nilai Estetik sangat di butuhkan agar para seniman dapat
menyajikan keindahan saat mereka menampilkan dan menyajikan kepada para
penonton. Juga bisa di gunakan untuk layak atau tidak nya suatu seni untuk di
pertontonkan ke masyarakat umum. Bidang seni biasanya dikaitkan dengan nilai
Estetik, sebagai contoh bidang pada seni yang membutuhkan nilai estetik yaitu
bidang musik, di bidang musik sangat di butuhkan keindahan agar keindahan dari
musik yang di mainkan dan didengar oleh para pendengar music, saat musik
dimainkan barulah musik itu di nilai dan memiliki nilai Estetik.
2.5
Nilai Ekstrinsik dan Nilai Intrinsik
Nilai
Ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk
sesuatu hal lainnya (Instrumental/Contribution Value), biasanya bersifat
sebagai alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat
atau penonton yang melihat karya seni tersebut. Contoh nilai ekstrinsik adalah
puisi. Bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama
Nilai
Instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau suatu tujuan
ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contoh nilai intrinsic adalah pesan
puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi.
2.6
Pengertian Kontemplasi dan Eksistansi
Kontemplasi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang bagus dan indah
yang merupakan suatu proses bermeditasi yaitu merenungkan atau berpikir penuh
dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat menghasilkan
suatu karya atau ciptaan.
Ekstansi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati
sesuatu yang bagus dan indah. Apabila
kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi
merupakan faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi
merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan ciptaan
tersebut. Karena derajat atau tingkat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda
pada setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya seni juga
berbeda-beda.
Manusia
menciptakan berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia gejala alami tersebut.
Semua ini dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan pemikiran pendahuluan
yang dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus kehidupan manusia dalam lingkup
pandangan ini menunjukkan bahwa kontemplasi selain sebagai tujuan juga
merupakan cara atau jalan mencari keserba sempurnaan kehidupan manusia.
2.7 Renungan
Renungan
berasal dari kata renung yang artinya adalah diam-diam memikirkan sesuatu, atau
memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam
merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah :
1. Teori
Pengungkapan
Dalil dari teori ini
ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama berhubungan dengan apa
yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh
teori ekspresi yang paling terkenal adalah filsuf Italia Benedeto Croce
(1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris
“aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”. Beliau antara lain
mengatakan bahwa “art is expression of impressions” (Seni adalah pengungkapan
dari kesan-kesan) Expression adalah sama dengan intuition. Dan intuisi adalah
pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal individual
yang menghasilkan gambaran angan-angan (images).
Dengan demikian pengungkapan itu berwujud sebagai gambaran angan-angan seperti misalnya images wama, garis dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.
Dengan demikian pengungkapan itu berwujud sebagai gambaran angan-angan seperti misalnya images wama, garis dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.
2.
Teori Metafisik
Teori semi yang bercorak metafisis
merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang
karya-karya tulisannya sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan
dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan
(imitation theory). Ini sesuai dengan rnetafisika Plato yang mendalilkan adanya
dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi. Pada taraf yang
lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan
mirip realita ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia hanyalah merupakan
mimemis (timan) dari realita duniawi Sebagai contoh Plato mengemukakan ide
Ke-ranjangan yang abadi dan indah sempurna ciptaan Tuhan.
Kemudian dalam dunia ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang merupakan ide tertinggi ke-ranjangan-an itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang kayu itu dengan menggambarkannya dalam sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat menyesatkan. Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dari negara Republik yang ideal menurut Plato.
Kemudian dalam dunia ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang merupakan ide tertinggi ke-ranjangan-an itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang kayu itu dengan menggambarkannya dalam sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat menyesatkan. Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dari negara Republik yang ideal menurut Plato.
3.
Teori Psikologis
Teori-teori metafisis dari para
filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang
ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau
abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah
teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya
dengan mempergunakan metode-metode psikologis.
Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu. Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903).
Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu. Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903).
2.8 Keserasian
Keserasian
berasal dari kata serasi dan kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan
sesuai benar. Keindahan adalah suatu kumpulan hubungan yang serasi pada suatu
benda dan diantara benda itu dengan si pengamat. Filsuf Inggris Herbert Read
merumuskan definisi bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan
bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi kita (beauty is
unity of formal relations among our sense-perception). Keserasian adalah
perpaduan, pertentangan, ukuran, seimbang. Terdapat 2 teori keserasian
1. Teori
Objectif dan Subjectif
Teori Objectif berpendapat bahwa keindahan
atau ciri-ciri yang menciptak nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang
melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang
mengamatinya.Pendukung teori objectif adalah Plato, Hegel. Teori Subjectif
menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak
ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda.
Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry.
2. Teori
Perimbangan
Dalam arti yang terbatas yakni secara
kualitatif yang di ungkapkan dengan angka-angka, keindahan hanyalah kesan yang
subjectif sifatnya dan berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan
tidak ada keteraturan yakni tersusun dari daya hidup, penggembaraan, dan
pelimpahan. Teori pengimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunanai Kuno dulu
dipahami dalam arti terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan
angka-angka.
Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (mempunyai bagian-bagian). Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka. Teori ini hanya berlaku dari abad ke-5 sebelum Masehi sampai abad ke-17 Masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni.
Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (mempunyai bagian-bagian). Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka. Teori ini hanya berlaku dari abad ke-5 sebelum Masehi sampai abad ke-17 Masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Keindahan adalah sifat-sifat yang
merujuk kepada sesuatu yang hal indah di mana manusia biasanya mengekspresikan
perasaan indah tersebut dengan berbagai hal yang mengandung unsur estetis yang
dinilai secara umum oleh masyarakat.
Materi ini mengajarkan kita untuk terus
berkarya dan hasil karyanya tersebut bisa dihargai oleh para ahli atau
masyarkat umum
Pertanyaan
1. Keindahan
adalah
a. sifat-sifat yang merujuk
kepada sesuatu yang hal indah di mana manusia biasanya mengekspresikan perasaan
indah tersebut dengan berbagai hal yang mengandung unsur estetis yang dinilai
secara umum oleh masyarakat
b. sebagai
kualita dari benda-benda yang disusun
c. diam-diam
memikirkan sesuatu
d. dasar
dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang bagus
dan indah
2. Ekstansi
adalah
a. sifat-sifat
yang merujuk kepada sesuatu yang hal indah
b.
dasar dalam diri manusia untuk
menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang bagus dan indah
c. diam-diam
memikirkan sesuatu
d. sebagai
kualita dari benda-benda yang disusun
3. Keindahan
memiliki banyak pengertian. Menurut luasnya pengertian terbagi menjadi
a. 5
b. 4
c.
3
d. 2
4. Nilai
Ekstrinsik adalah
a. sifat
baik dari benda yang bersangkutan, atau suatu tujuan ataupun demi kepentingan
benda itu sendiri
b.
pemenuhan
keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman
c.
sifat baik dari suatu benda
sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya
d. tiruan
dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat
menyesatkan
5. Nilai
Instrinsik adalah
a. sifat baik dari benda yang
bersangkutan, atau suatu tujuan ataupun demi kepentingan benda itu sendiri
b. sifat
baik dari benda yang bersangkutan, atau suatu tujuan ataupun demi kepentingan
benda itu sendiri
c. pemenuhan
keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman
d. tiruan
dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat
menyesatkan
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar