Ilmu Budaya Dasar (Softskil)
“Manusia dan Penderitaan”
Nama : Syifa
Rofiana Kuswandi
NPM : 1A114629
Kelas : 1KA38
Dosen : Bapak
Sendy Eka Nanda
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2014 / 2015
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah,
penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas individu mata kuliah Ilmu Budaya
Dasar (Softskill).
Dalam
penyelesaian tugas individu ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
terutama dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (Softskill) Bapak Sendy Eka Nanda
yang telah membina penulis.
Penulis
sadar masih banyak kekurangan didalam tugas individu ini. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan.
Semoga
tugas kelompok ini bermanfaat. Amien.
Bekasi,
11 April 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap
manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu ringan
atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia, tuhan memiliki caranya sendiri untuk
mengukur sebarapa kuat iman kepadanya. Hidup di duniapun tidak selalu
menderita, sedih, ataupun susah. Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan
kesenangan duniawi manusia akan melupakan batasan-batasan yang ada sehingga
tuhan akan memberikan cobaan untuknya yang membuatnya menderita. Penderitaan
selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa, menit
keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya.
Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang
berlaku dan sesuai kepercayaan yang ia anut.
Didalam
makalah ini akan dibahas mengenai pengertian penderitaan siksaan, kekalutan
mental, penderitaan dan perjuangan, hubungan penderitaan media massa dan
seniman, sebab timbulnya penderitaan, pengaruh penderitaan terhadap seeorang.
Semoga makalah ini bermanfaat.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Penderitaan
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dara
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir
atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan
dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang
ringan.
Namun
peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu
peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan
penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi
untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai
kenikmatan dan kebahagiaan.
2.2
Siksaan
Siksaan
dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa
siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah
penderitaan. Siksaan yang sifatnya psikis bisa berupa kebimbangan, kesepian,
ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut
phobia. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain claustrophobia
dan agoraphobia, gamang, ketakutan, kesakitan, kegagalan.
Para
ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu
problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan
sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya
bahwa suatu phobia adalah problem nya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya
supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa
tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan
ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
2.3
Kekalutan Mental
Penderitaan
batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih
sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ke tidak mampuan
seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan
bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala
permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
- nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
- nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap
gangguan kejiwaan adalah :
- Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
- Usaha mempertahankan diri dengan cara negative
- Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang 3bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
- Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
- Terjadinya konflik sosial budaya.
- Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses kekalutan mental
yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negative:
- Positif : trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebagai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.
- Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapai nya apa yang diinginkan.
2.4
Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami
penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian
kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu
sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya,
dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau
dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri
maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi
konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk
bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh
pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus
optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya.
Agar bebas dari penderitaaan pada
hakekatnya untuk meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang
menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan
waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah
yang yang menentukan hasilnya.
2.5 Hubungan Penderitaan, Media Massa, dan Seniman
Berita mengenai penderitaan manusia
silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud
agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia.
Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk berbuat sesuatu.
Media massa adalah alat yang paling
tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara
cepat kepada asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai
untuk menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yang
simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman
melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran
dari karya tersebut.
2.6 Sebab Timbulnya Penderitaan
Apabila
kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab – sebab timbulnya
penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
·
Penderitaan yang timbul karena perbuatan
buruk manusia
Penderitaan
yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam
hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Penderitaan yang terkadang disebut nasib buruk ini dapat diperbaiki bila
manusia itu mau berusaha untuk memperbaikinya.
·
Penderitaan yang timbul karen penyakit,
siksaan / azab Tuhan
Penderitaan
manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun
kesabaran, tawakal dan optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan itu.
2.7 Pengaruh Penderitaan Terhadap Seseorang
Orang
yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan
sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap
negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa,
putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal
dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”.
Kelanjutan dan sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin
atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap
positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan
rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dan penderitaan,
dan penderitaan itu adalah hanya bagian dan kehidupan. Sikap positif biasanya
kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap
anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu
tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri, anti kekerasan, ia berjuang menentang
kekerasan, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dara
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir
atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan
dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang
ringan.
Materi
ini mengajarkan kita agar disaat kita sedang jatuh, menderita, menghadapi
masalah yang berat, kita bisa menyelesaikan masalah tersebut dan tidak terjatuh
pada penderitaan tersebut.
Pertanyaan
1. Kata
derita berasal dari bahasa sansekerta dara artinya
a.
Menahan
b. Merasakan
c. Penyakit
d. Sedih
2. Berikut
ini merupakan gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental,
kecuali
a. nampak
pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada
lambung
b. nampak
pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah marah
c. melakukan
kegiatan negative
d.
sehat dan berperilaku postitif
3. Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental, kecuali
a. Kepribadian
yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
b. Terjadinya
konflik sosial budaya
c. Berprestasi dalam berbagai bidang
d. Cara
pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap
kehidupan social
4. Sikap
positif adalah
a. alat yang paling tepat untuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
asyarakat luas.
b. sikap optimis mengatasi penderitaan hidup
c. trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang
bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapai nya
apa yang diinginkan
d. trauma
jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebagai usaha agar tetap survey dalam
hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang
positif setelah kejatuhan dalam hidupnya
5. Derita
berasal dari Bahasa
a. Inggris
b. Korea
c. Sansekerta
d.
Jerman
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar